Pengamatan Elang Flores (Nisaetus Floris Research Ekspedition)

0 Comments

Nisaetus floris Research Ekspedition merupakan sebuah kegiatan pengamatan untuk mengetahui perilaku harian elang flores di Kawasan Taman Nasional Tambora khususnya di Desa Oi Katupa dan Karya Sari. Kegiatan ini dijalankan oleh 3 orang  Personel MAPALA UNAND yaitu Farhan Furqani (MU 295 Snt.), Elsa Dwi Handayani (MU 301 Wsh.) dan Resty Yuliana (MU 318 Vps.). Nisaetus floris Research Ekspedition dilaksanakan pada tanggal 2-22 Juli 2022 di Kawasan Taman Nasional Tambora yang terletak di Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat

Elang flores (Nisaetus floris) merupakan salah satu jenis raptor (burung pemangsa) endemik yang dipunyai Indonesia dari keluarga Acciptridae dan Genus Nisaetus. Elang flores tergolong burung berukuran besar dengan panjang tubuh sekitar 71-82 cm, elang ini diklasifikasikan sebagai spesies yang terancam punah karena memiliki populsi sangat kecil, diperkirakan kurang dari 100 pasang yang tersisa di Kepulauan Lesser.

Berdasarkan birdlife internasional (2013) elang flores termasuk ordo accipitriformes dan family accipitridae dengan klasifikasi sebagai berikut:

Kerajaan  : Animalia

Filum       : chordata

Kelas        : Aves

Ordo        : accipitriformes

Family      : accipitridae

Genus      : Nisaetus

Spesies     : N. Floris

Berdasarkan pengamatan lapangan yang dilakukan, diperoleh hasil dengan beberapa jenis perilaku harian dari elang flores. Adapun jenis dari perilaku hariannya yaitu bertengger dalam waktu yang lama pada 1 pohon, terbang di sekitaran 2 punggungan, dan makan. Pengamatan pertama dilakukan pada sarang yang berada di Desa Oi Katupa. Pada hari pertama tidak terlihat aktivitas apapun pada sarang. Namun, dapat diamati perilaku elang flores(jantan) yang terbang di punggungan sekitar sarang pada pukul 09.00 WITA sampai pada pukul 10.34 WITA. Kemudian, pada sore hari sekitar pukul 15.00 WITA hingga pukul 16.05 WITA elang flores kembali terlihat di lembahan sekitar sarang dan bertengger di salah satu pohon. Sedangkan aktivitas elang flores betina hanya terpantau satu kali ketika sore hari yang bertengger di salah satu pohon kemudian terbang ke belakang punggungan sehingga hilang dari pantauan.

Pada hari kedua pengamatan, elang flores terlihat terbang pada dua punggungan sekitar sarang pada pukul 09.20 WITA. Kemudian pada pukul 10.00 WITA Elang flores(jantan) datang ke sarang dengan membawa makanan berupa seekor ular. Makanan tersebut dimakan dalam kurun waktu kurang lebih satu jam di sarang dan elang flores kembali terbang. Pada pukul 11.34 WITA terlihat kembali aktivitas Elang flores yang terbang diantara dua punggungan didekat sarang.

Pengamatan kedua dilakukan pada sarang yang terdapat di Desa Karya Sari. Pada hari pertama pengamatan tidak terlihat dan tidak terdengar adanya suara elang flores disekitaran sarang. Pada pengamatan hari kedua terdengar suara elang flores sekitar pukul 14.30 WITA namun tidak diketahui keberadaan dari elang flores itu sendiri.

Pada pengamatan elang flores di Desa Oi Katupa dapat disimpulkan terjadi kegagalan pada saat breeding, karena jika ada anakan atau telur, salah satu indukan akan selalu berada di sekitar sarang. (*)