Ekspedisi Penanaman Manggrove sebagai Benteng Alami Mitigasi Abrasi Pantai

0 Comments

Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga memiliki banyak wilayah laut dan pesisir pantai. Wilayah pesisir pantai yang membentang merupakan daerah peralihan antara laut dan daratan. Kondisi tersebut menyebabkan wilayah pesisir mendapatkan tekanan dari berbagai aktivitas dan fenomena yang terjadi di darat maupun di laut. Fenomena-fenomena yang terjadi di daratan seperti erosi, banjir dan aktivitas yang dilakukan seperti pembangunan pemukiman, pembabatan hutan untuk persawahan, pembangunan tambak dan sebagainya pada akhirnya memberi dampak pada ekosistem pantai. Demikian pula fenomena-fenomena di lautan seperti pasang surut air laut, gelombang badai dan sebagainya yang dapat mengakibatkan abrasi pada pantai.

Abrasi merupakan pengikisan atau pengurangan daratan (pantai) akibat aktivitas gelombang, arus dan pasang surut. Abrasi akhir-akhir ini cenderung meningkat di berbagai daerah. Untuk mencegah terjadinya abrasi salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu penanaman mangrove. Hutan mangrove adalah salah satu jenis hutan yang banyak ditemukan pada kawasan muara dengan struktur tanah rawa dan/atau padat. Mangrove menjadi salah satu solusi yang sangat penting untuk mengatasi berbagai jenis masalah lingkungan terutama untuk mengatasi  kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh rusaknya habitat untuk hewan.

Menurut Noor et al., (2006) Rhizophora apiculata adalah salah satu jenis mangrove yang sering tumbuh pada tanah berlumpur, halus, dalam dan tergenang pada saat pasang normal. Kemudian tidak menyukai substrat lebih keras yang bercampur dengan pasir, tingkat dominansinya mencapai 90%, menyukai perairan pasang surut dan memiliki pengaruh masuknya air tawar yag kuat, tumbuhnya lambbat dan berbunga sepanjang tahun. Rhizophora apiculata memiliki struktur pohon yang dapat mencapai tinggi 30 m, dengan diameter mencapai 50 cm (Setiawan, 2008). Menurut Tjitrosoepomo (2007), Rhizophora apiculata diklasifikasi sebagai berikut yaitu, Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Classis: Dycotyledonae, Subclass: Dialypetalae, Ordo: Myrtales, Familia: Rhizophoraceae, Genus: Rhizophora, Species: Rhizophora apiculata.

Salah satu daerah yang cukup rentan dengan terjadinya abrasi adalah kawasan Sungai Pisang, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang. Sebagai salah satu kelompok pecinta alam yang ada di daerah Padang, hal itulah yang melatar belakangi kami melakukan kegiatan penanaman mangrove serta sosialisasi kepada masyarakat mengenai mangrove dan pengelolaannya serta meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya mangrove untuk mencegah abrasi pantai.

Penanaman mangrove dilakukan  dikawasan penanaman yang telah di tetapkan. Pertama rentangkan benang sepanjang ± 100 m dengan jarak antar benang 2 m. Lubangi tanah hingga lubang penanaman cukup dalam, sehingga akar dapat tertanam dengan baik, dan beri jarak antar lubang 1 m. Ambil bibit mangrove, sebelmnya sortir terlebih dahulu bibit yang akan digunakan untuk bibit yang kualitas bagus ditanam satu per lubang, dan untuk kualitas sedang gunakan dua sampai tiga bibit per lubang untuk memperbesar tingkat harapan hidup mangrove. Buka sedikit polybag pada akar bibit. Tanam langsung bibit mangrove  ketanah. Setelah itu timbu dengan tanah dan jangan terlalu menekan tanah sehingga oksigen dapat bekerja dengan baik. Tancapkan ajir ke dalam lubang yang sudah di timbun dengan erat. Ikat batang bibit pada ajir yang telah ditancapkan dengan tali raffia yang telah disediakan. Penggunaan ajir berguna untuk menjaga bibit mangrove agar tidak tumbang terkena ombak.

Penanaman mangrove dimulai pada tanggal 26 Maret 2022, sebagai salah satu rangkaian dari pembukaan acara mangrove ditanam secara simbolis oleh tamu undangan yang terdiri dari Bapak Lurah Teluk Kabung Selatan, Bapak dan Ibuk RW, RT, Babinsa, Babinkamtibnas di Teluk Kabung Selatan, Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat dan, personil MAPALA UNAND. Penanaman dilanjutkan pada sore hari, dikarenakan ketika pembukaan acara air sudah pasang naik. Pada sore hari penanaman dilakukan oleh AM MAPALA UNAND dan dibantu oleh personil MAPALA UNAND dan didapatkan sekitar 468 batang mangrove tertanam.

Penanaman mangrove kembali dilanjutkan pada tanggal 27 Maret 2022 pada pagi hari. Penanaman dilakukan oleh Anggota Muda MAPALA UNAND serta personil MAPALA UNAND lainnya dengan hasil yang dicapai sebanyak 818 batang mangrove yang telah tertanam. Selasa 29 Maret 2022 penanam mangrove kembali dilanjutkan pada pagi hari dengan tercapainya keseluruhan penanaman mangrove sebanyak 1056 batang bibit mangrove tertanam dengan luas kawasan 0,139074 ha dan pada 30 Maret 2022 Plang penanaman mangrove sudah terpasang di area penanaman mangrove.